edited by me
Detective scheldchel
2. Hari yang merepotkan
“pagi yang cerah“ ucapku dalam hati sembari menutup pintu rumahku. Hari ini aku berangkat kesekolah seperti biasa dengan berjalan kaki, karena jarak rumah dengan sekolahku bisa dibilang cukup dekat.
“huh awal pagi yang sepi”, baru saja aku mengatakan kata tersebut terdengar suara nyaring dan tak asing menyebut namaku dari belakang, ternyata benar seperti yang kukira itu adalah Temy temanku.
“Scheeeell tunggu aku!” ucapnya sambil berlari mendatangiku, namun aku mengacuhkannya dan meneruskan langkahku, tentu saja ia ngambek dan mempercepat larinya lalu menghadangku dari depan (yaiyalah dari depan masa belakang)
“Apa?” ucapku dengan dingin.”
“Apa!? Apa itu jawabanmu setelah mengacuhkan temanmu sendiri, scheldchel!!” ucapnya dengan nada yang tegas dan sedikit marah.
“Jadi aku harus bilang wow gitu?” ucapku menyindir sekaligus melawak pada saat itu.
“Waw!! Jadi itu yang kau ucapkan setelah aku menanyaimu!!” ucapnya dengan nada yang lebih rendah dibanding tadi dengan sedikit marahnya.
Ia masih menghadangku dengan tatapan rasa kesalnya padaku, aku mencoba untuk menghindar darinya tetapi ia terus menghadangku lagi. Aku mencoba lagi tetapi ia berhasil menghadangku lagi dan lagi.
Waktu sudah menunjukan pukul 07:20 dan aku masih dihadang olehnya.
“Oh ayolah! Sampai kapan kau akan menghadangku terus seperti ini?” tanyaku dengan suara terputus-putus karena lelah.
“sampai kau mau meminta maaf kepadaku!” jawabnya dengan suara terputus-putus karena sama lelahnya denganku.
Terlihat matanya yang sudah berkaca-kaca dan ada sedikit gumpalan air mata dimatanya.
“oke aku minta maaf” ucapku dengan sembari mencoba menhindari dari hadangannya. Namun belum selesai aku mengatakan maaf, Temy langsung menghadangku dan alhasil aku menabrak Temy dengan cukup keras, kami berdua terjatuh pada arah yang sama (ngertikan?) blugh! Kami berdua terjatuh dengan temy berada diposisi bawah dan aku diatas badannya.
“ukh..akukan sudah minta…” ucapku sambil berusaha bangun namun ucapanku terhenti saat melihat mukanya yang merah dan tangisannya yang membuatku tak bisa berkata-kata.
Iapun berusaha bangkit dan….PLAK ia menamparku dengan keras dan langsung berlari kesekolah.
“eh ..!?...Temy..?” ucapku sambil mengelus-elus pipiku yang merah dan tembem.
“Eh!? Jam berapa sekarang? Aku harus segera berangkat kesekolah!” akupun langsung berlari kesekolah dengan kecepatan 50km/jam
“eh gerbangnya masih buka? Ada apakah ini?” Aku langsung bersiaga dan berhati-hati dengan melihat sekitar.
Instingku ternyata tidak salah penjaganya sedang bersembunyi dan menunggu kedatangan siswa yang dating kesiangan.
“fiuh..untunglah berhasil lolos, tapi…bagaimana dengan pak juno yang killer itu! Aku harap dia belum datang dan masih terhadang oleh tikus-tikus dijalan” ucapku sambil tersenyum-senyum sendiri.
“Kenapa kau Schel? Sudah gila ya?” dengan nada yang besar dan aura kill yang besar pula.
Aku sangat terkejut dan hanya bisa berkata “pagi pak”
“pagiii!!! Ini masih shubuh!!! Dengan hujan tropisnya ( alias muncratan air ludah) dan akupun berusaha membela diriku sendiri.
“tapi pak! Saya..” belum selesai bicara pak juno langung menggunakan kata yang tak bisa dibantah yaitu kata-kata kanjeng mamih.
“shshshshsshshshshsshhhsss..tak ada alasan!!! Sekarang berdiri dikoridor!!
“apa!?” ucapku kaget!
“gak setuju?” tanyanya dengan mata yang melotot seperti kyubi.
“eh engga pak” hanya itu yang bisa kukatakan.
Aku langsung pergi ke koridor….
“benar-benar hari yang merepotkan” ucapku sambil mengeluh dan mengocehi hal itu.
Namun pikiranku langsung berganti saat aku teringat pada Temy, karena saat melihat sekeliling kelas Temy tak ada disana…
Bersambung…
nyahaa~ akhirnya diteruskan juga tapi sepertinya ceritanya beda jauh dengan sebelumnya….maaf saya terbawa suasana dalam cerita..XD
dan ceritanya ga bisa ditentuin..ato aneh lah….tapi tak apalah misteri baru dimulai Temy tidak ada…
yah silahkan berkomentar sesuka hati lagi dan jangan lupa yang sopan XD *ditimpuk durian